Satelit Luar Angkasa Rusia, Phobos Grunt, diperkirakan akan jatuh ke bumi. Satelit milik Rusia itu kemungkinan akan mendarat di lautan.
Dikutip dari laman Guardian, satelit yang diluncurkan pada penghujung tahun 2011 gagal mendarat dalam misi ke Mars. Ilmuwan yang memantau orbit satelit ini tidak bisa memastikan di mana satelit akan jatuh. Tapi, sejumlah kota-kota besar seperti London dan New York masuk dalam kawasan berpotensi tempat jatuh puing-puing pesawat ini.
Dalam sebuah pertemuan Science Media Centre di London, Kepala Badan Antariksa Inggris, Richard Crowther mengaku tak khawatir dengan kembalinya Pbobos-Grunt.
"Ini tidak akan membuat saya terjaga sepanjang malam karena khawatir puing satelit akan mendarat di atap rumahku," kata dia. Jika dilihat dari luar angkasa, imbuhnya, sebagian besar wilayah Bumi tertutup air.
Dia menilai jatuhnya sampah satelit itu tidak perlu jadi ancaman karena biasanya jatuh di lautan atau terjadi saat malam hari.
"Jika anda melihat daratan, populasi terkonsentrasi di sekitar pantai atau daerah-daerah tertentu," jelasnya.
Crowther menambahkan kembalinya satelit dan pesawat antariksa akan menjadi materi pembahasan PBB. Menurutnya, para insinyur perlu memikirkan desain pesawat luar angkasa dengan mempertimbangkan kemungkinan kembalinya satelit ke bumi karena gagal.
"Desain yang membuat pesawat hancur sebelum masuk kembali ke bumi sehingga tidak membahayakan manusia yang ada di tanah."
Phobos-Grunt merupakan pesawat paling besar yang pernah dibuat Badan Luar Angkasa Rusia, Roscosmos. Misi pesawat ini adalah mendarat di Mars dan mengambil sejumlah sampel dari planet itu. China pun ikut serta dalam misi ini dengan menitipkan kontainer berisi bakteri. China ingin menguji kelangsungan hidup mereka di luar angkasa.
Sementara Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin menyatakan lokasi tepat jatuhnya sampah satelit tak bisa dipastikan hingga unit ini benar-benar jatuh ke Bumi. “Dua jam sebelum jatuh baru bisa dipastikan keakuratannya, jatuhnya di titik mana,” kata jebolan Universitas Kyoto ini.
sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/279674-minggu--satelit-rusia-jatuh-ke-bumi
Dikutip dari laman Guardian, satelit yang diluncurkan pada penghujung tahun 2011 gagal mendarat dalam misi ke Mars. Ilmuwan yang memantau orbit satelit ini tidak bisa memastikan di mana satelit akan jatuh. Tapi, sejumlah kota-kota besar seperti London dan New York masuk dalam kawasan berpotensi tempat jatuh puing-puing pesawat ini.
Dalam sebuah pertemuan Science Media Centre di London, Kepala Badan Antariksa Inggris, Richard Crowther mengaku tak khawatir dengan kembalinya Pbobos-Grunt.
"Ini tidak akan membuat saya terjaga sepanjang malam karena khawatir puing satelit akan mendarat di atap rumahku," kata dia. Jika dilihat dari luar angkasa, imbuhnya, sebagian besar wilayah Bumi tertutup air.
Dia menilai jatuhnya sampah satelit itu tidak perlu jadi ancaman karena biasanya jatuh di lautan atau terjadi saat malam hari.
"Jika anda melihat daratan, populasi terkonsentrasi di sekitar pantai atau daerah-daerah tertentu," jelasnya.
Crowther menambahkan kembalinya satelit dan pesawat antariksa akan menjadi materi pembahasan PBB. Menurutnya, para insinyur perlu memikirkan desain pesawat luar angkasa dengan mempertimbangkan kemungkinan kembalinya satelit ke bumi karena gagal.
"Desain yang membuat pesawat hancur sebelum masuk kembali ke bumi sehingga tidak membahayakan manusia yang ada di tanah."
Phobos-Grunt merupakan pesawat paling besar yang pernah dibuat Badan Luar Angkasa Rusia, Roscosmos. Misi pesawat ini adalah mendarat di Mars dan mengambil sejumlah sampel dari planet itu. China pun ikut serta dalam misi ini dengan menitipkan kontainer berisi bakteri. China ingin menguji kelangsungan hidup mereka di luar angkasa.
Sementara Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin menyatakan lokasi tepat jatuhnya sampah satelit tak bisa dipastikan hingga unit ini benar-benar jatuh ke Bumi. “Dua jam sebelum jatuh baru bisa dipastikan keakuratannya, jatuhnya di titik mana,” kata jebolan Universitas Kyoto ini.
sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/279674-minggu--satelit-rusia-jatuh-ke-bumi
0 komentar:
Posting Komentar